Jika ada perlombaan PNS terkaya Dunia tahun ini, pastilah Om Gayus pemenangnya. Ada 10 Deposit Box miliknya dan istri and the gank (geng) di berbagai Bank di Indonesia .
Saya merasa harus memberi predikat atau sebutan gelar kepada Gayus menjadi Om Gayus. Bukan karena ingin mendapat perhatian darinya dan mengharapkan belas kasihannya sehingga rela menyerahkan kekayaannya kepada saya Lima Milyar Rupiah, misalnya. Juga bukan berarti istrinya adalah Tante saya, tapi karena saya sekarang merasa segan menyebutnya dengan memanggilnya “Gayus”.
Alasannya posisinya dengan status tersangka korupsi saja masih dihormati oleh siapapun di Negara ini, termasuk pihak penyidik sekalipun. Kalau saya tidak menghargainya, Om Gayus malah bisa ngambek, berabe… Jadi sebutan Om Gayus sudah mewakili rasa hormat saya, bukan…?
Om Gayus selaku PNS Depkeu, Ditjen Pajak memang kaya raya. Saat ditangkap di Singapore 2 bulan lalu, Om Gayus mengaku memiliki kekayaan sedikit saja, hanya Rp 34M, tapi sekarang kabar terakhir dari hasil pengembangan kasus oleh penyidik kekayaannya bertamah hampir 100% lagi menjadi Rp 74M. Rrrrruaaaarrr biasa.
Dari mana Om Gayus memperoleh kekayaan itu, padahal Om Gayus baru menyandang golongan III/A - III/B dengan gaji pokok Rp 2,5 juta per bulan. Lalu ditambah tendangan dan tunjangan ini dan itu termasuk remunerasi menjadi Rp 12 juta per bulan?.. Jika sempat ambil kalkulator Anda, marilah kita mulai menelusuri kekayaan Om gayus.
Jika Om gayus berpenghasilan Rp 12,5 juta per bulan, untuk memperoleh kekayaan senilai Rp 74 M berarti Om Gayus harus bekerja selama 5.920 bulan, atau 493 tahun baru bisa memperoleh dana sebesar Rp 74 M. Apalagi jika kita hitung dari gaji pokoknya saja yang sebesar Rp 2,5 juta per bulan, maka Om Gayus harus bekerja selama 29.600 bulan atau 2.466 tahun. Sementara Om Gayus baru berusia 36 tahun. Harusnya Om Gayus baru bisa ngumpulin uang sebanyak itu pada usianya 2.441 tahun (kita anggap ia diterima sebagai PNS pada usia 25 tahun). Jadi apa yang diprolehnya merupakan sebuah “lompatan” besar dan prestasi yang rrruaaarrr biasa.
Untuk penghasilan Rp 12,5 juta per bulan, mari kita telusuri lebih dalam lagi. Jika masa bakti PNS Om Gayus selama 33 Tahun baru 1 kali pensiun, berarti Om Gayus harus Pensiun bolak balik asebanyak 75 kali (2.466 tahun dibagi 33 tahun, atau sama dengan 75 kali) diterima jadi PNS dan pensiun pada posisi yang sama.. Benar-benar spektakuler Om Gayus ini.. Susah kita contoh apalagi ditiru.
Pantas Om Gayus disegani oleh penyidik dan diperlakukan istimewa. Karena hanya dia satu-satunya PNS yang bisa mengumpulkan dana sebesar itu dalam tempo 11 tahun kerja di Departemen Keuangan, khususnya di Ditjen Pajak. (Mudah-mudahan tidak ada lagi pesaing Om Gayus, bukan apa-apa, hanya aagar tidak ada lagi penggembos uang Negara saja).
Apakah Om Gayus punya penghasilan lain selain gaji misalnya?. Oooo pasti ada. Om Gayus ini sering dipergunakan oleh pengemplang pajak sebgai konsultan. Mungkin Om Gayus ini hanya mengurusi 100 perusahaan besar pengemplang pajak. Katakan dari total 147 perusahaan pengemplang bermasalah, ada 100 perusahaan yang mendapat perlakuan khusus Om Gayus. Kewajiban pengemplang misalnya wajib setor pajak Rp.2 M setahun, berarti total setoran Pajak100-an pengemplang pajak (ganknya Om gayus) adalah sebesar Rp.200 M setahun.
Jika pengemplang dan Om Garyus “berbagi” ilmunya karena sama rasa dan sama suka atau sama-sama tahu, Om Gayus memberi solusi untuk pengemplang cukup bayar Rp.1M saja setahun., misalnya. Sisanya cukup bayar ke Om Gayus sebesar Rp.500 juta saja per perusahaan. Jadi perusahaan pengemplang masih bisa hemat Rp.500 juta per perusahaan. Hasil dari 100 perusahaan pengemplang tadi adalah Rp.50 M. Jadi sebetulnya Om Gayus tidak perlu ribuan tahun mengumpulkan uangnya, cukup 3-5 tahun langsung gemuk. (Mudah sekali bukan?)
Dana tersebut memang bukan Om Gayus sendiri, tapi Om Gayus kena penyakit lupa sekarang, terutama sekali adalah lupa dengan siapa dan kepada siapa Om Gayus berbagai sama rasa dan sama suka atau sama sama tahu (TST) dalam berbagi sisa dana hasil kemplangan.
Katakanlah Om Gayus mendapat jatah 40% dari sisa kemplangan di atas, berati 40% x Rp.50 M = Rp.20 M. Dari 40% orsinya Om Gayus dapat jatah 40% alias Rp.20 M. jadi kerjaan Om Gayus sebgai konsultan pajak hanya memerlukan manuvernya cukup selama 3,7 Tahun untuk mengumpulkan uang hasil kemplangan menjadi kekayaan pribadinya sebesar Rp.74M. Gampang kan cari duit seperti Om Gayus..
Akhir-akhir ini Om Gayus kena gangguan kesehatan, yakni sering lupa ingatan jika ditanya polisi dan penyidik mengenai posisi keuangannya dan hartanya, apalagi jika ditanya soal pembagian harta karun milik Ditjen Pajak. (Untungnya juga ada, sebab kalau terbuka maka saya juga kuatir ikut dikenakan mendapat “siraman” Om Gayus, malah ikut diperiksa seperti pak Susno).
Saya yakin Om yang baik hati ini masih menyimpan misteri, diantaranya adalah:
- Om masih menyimpan emas batangan dan berlian yang belum sempat terhitung.
- Om masih menyimpan tanah-tanah nya yang belum dapat dinilai.
- Om masih punya rekening sama Tante Gayus yang belum terdeteksi.
Artinya jangan-jangan kekayaan Om Gayus bisa mencapai Rp.90 M atau bisa lebih bukan sesuatu yang mustahi, bisa mungkin.
Suatu saat -jika sudah menghirup udara bebas- Om Gayus perlu kita undang untuk memberi ceramah dalam seminar Nasional. Sebagai Keynot Speaker, duduk berdampingan dengan Menteri Keuangan , Gubernur BI dan Wakil Presiden.
Kita akan minta pandangan-pandangan serta kiat-kiat ampuh bin jitu bagaimana cara yang paling efetif dan efisien menggembosi uang negara.. Ini perlu karena Om Gayus ini termasuk sangat mahir aias piawai bin profesional dibidang ini. Om Gayus ini adalah manusia langka di jagat (dunia) ini.
Om Gayus Tambunan, badannya juga tambun dan kehebatannya adalah bisa nimbun uang negara untuk kepentingannya and the gank..
Begitulah rekan-rekan tentang performance Gayus Tambunan, si tukang timbun uang negara.. Selain dapat perlindungan khusus, hingga kini belum ada juga putusan tentang Gayus ini, padahal Antasari dan Susno sudah masuk duluan.
Om kita ini masih segar bugar dan senyum-senyum saja melihat kita semua yang hanya bisa nebak-nebak uangnya, padahal dalam hatinya, … “Bodoh kali kalian, ini kan baru di dalam rekening Biru, belum lagi yang di rekening Merah dan Hijau ” (maksudnya di berbagai Bank)..
Abang Geutanyo
Sumber: kompasiana.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar