Candi Plaosan merupakan kompleks  Candi Hindu yang dibangun untuk Sri Kahulunnan atau Pramodawardhani,  saudara dari Samaratungga, yang merupakan keturunan dari Wangsa   Sailendra, yang menikah dengan Rakai Pikatan.
Tidak ditemukan prasasti yang  menerangkan kapan pembangunan atau peresmian candi ini. Namun  berdasarkan bentuk makara dan gaya tulisan yang ada dalam  prasasti-prasasti pendek, diduga Candi Plaosan dibangun di pertengahan  abad IX Masehi. Sebagai catatan bentuk makara yang ada di candi tersebut  menjadi “trend” pada kurun waktu 838-898 M.  
Letak Candi Plaosan Lor berada di Dukuh Plaosan, Desa Bugisan,  Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Candi ini  berada 1,5 kilometer di timur Candi Sewu tidak jauh dari Candi Prambanan  sekitar 3 kilometer di timur laut dan 1,5 kilometer ke arah utara jalan  raya Yogyakarta – Solo.
Candi ini cukup megah dan  besar. Di antar seorang pemandu Candi, akhirnya mereka memasuki kompleks  candi.
Halaman Utama terletak di pusat kompleks  bangunan, berbentuk persegi panjang, dikelilingi pagar pemisah yang  memisahkan dua halaman. Di dalam halaman I berdiri dua bangunan induk  yang berdampingan arah utara – selatan. Antara candi induk utara dan  candi induk selatan dibatasi oleh pagar pembatas yang dihubungkan dengan  sebuah gapura. “Candi induk selatan dalam keadaan utuh karena telah  dipugar tahun 1960, sedangkan candi induk utara dalam keadaan  rusak/runtuh. Pada pagar halaman I sisi barat terdapat dua gapura yang  menuju ke masing-masing candi induk. 
Candi induk selatan berbentuk segi  panjang dan bertingkat dua. Pada masing-masing tingkat memiliki tiga  bilik. Bentuk semacam ini hanya ada di Indonesia.. Berarti seperti pada candi-candi yang lainnya, Candi ini  ternyata juga mempunyai bagian kaki, tubuh dan atap. Bagian kaki candi  dihiasi dengan lipit-lipit dan di sisi barat ditemukan pipi tangga dan  tangga masuk ke bilik.
Di atas kaki candi berdiri tubuh candi dan  penampil di sisi barat. Bagian tubuh ini terdiri atas dua tingkat  masing-masing tingkat memiliki tiga bilik yaitu bilik utara, tengah dan  selatan. Bilik-bilik dibatasi dengan tembok dan dihubungkan dengan pintu  serta memiliki jendela. Pada sisi panjangnya (di barat) masing-masing  tingkat mempunyai dua jendela dan pada sisi lebarnya (selatan dan utara)  dua jendela.
Bagian atap candi induk selatan terdiri  atas tiga tingkatan. Tingkat bawah dihiasi dengan stupa keci-kecil yang  sebagian besar sudah hilang. Tingkat di tengah dihiasi stupa agak besar  dan kecil yang mengelilingi tingkat paling atas tempat berdiri stupa  yang besar. Pada stupa terbesar (puncak) terdapat relung kecil semacam  ceruk.
Pada  bilik kedua candi induk selatan berisi arca yang dipahat dengan  sempurna yaitu Bodhisatwa Padmapani, Bodhisatwa Wajrapani dan Bodhisatwa  Manjucri. Arca-arca ini menggambarkan bahwa Candi Plaosan Lor merupakan  bangunan suci agama Budha.
Di halaman ke-2. Halaman kedua, yakni halaman  tengah yang terletak di luar halaman I, di dalamnyaberdiri tiga deret  persegi yang mengelilingi candi induk. Deret I terdiri atas 50 candi  perwara, deret II terdiri atas empat candi perwara dan 54 stupa perwara,  deret III terdiri atas empat candi perwara dan 62 stupa perwara. Jumlah  candi perwara 58 buah dan stupa perwara 116 buah yang sebagian besar  dalam keadaan rusak. Dua candi dan satu stupa perwara sudah dipugar  tahun 1941, 1962 dan 1992. Ternyata memang parah sekali, semuanya hampir hancur dan rusak parah.
Di pagar halaman II di sisi barat  terdapat dua pintu masuk yang masing-masing dijaga oleh dua arca  dwarapala yang berbentuk raksasa. Halaman luar setelah halaman II  diketahui ketika diadakan penelitian tahun 1962. Penemuan pondasi tembok  bangunan yang panjangnya kurang lebih 150 meter di barat dan membujur  ke arah utara – selatan ternyata dapat ditentukan adanya halaman III.
Salah satu kekhasan Candi Plaosan  adalah permukaan teras yang halus. Teras candi ini berbeda dengan teras  candi lain yang dibangun di masa yang sama. Hal itu terkait dengan  fungsi candi kala itu yang diduga untuk menyimpan teks-teks kanonik  milik para pendeta Budha. Dugaan lain yang berasal dari para ilmuwan  Belanda, jika jumlah pendeta di wilayah itu sedikit maka mungkin teras  itu digunakan sebagai sebuah wihara (tempat ibadah umat Budha).
Kompleks candi ini sangat besar, pagar  kelilingnya saja 460 m dari utara ke selatan dan 290 m dari barat ke  timur. Interior pagar yang terdiri atas parit sepanjang 440 m dari utara  ke selatan dan 270 m dari barat ke timur.
 




 
 

Tidak ada komentar:
Posting Komentar