Salah satu makanan kesukaan orang Indonesia adalah ayam goreng, entah itu digoreng dengan bumbu Jawa, Padang, atau Bali. Salah satu pengembangan masakan ayam goreng ini adalah ayam goreng kremes yang kini makin banyak penggemarnya.
Salah satu warung ayam goreng kremes ada di Jl Jati Raya No A6
Banyumanik Semarang. Warung sederhana ini menyajikan spesial ayam kremes
dengan tulang lunak serta ayam kremes dengan daging ayam pejantan.
Ayam kremes milik Ny Rini, 44, warga Gaharu Utara 31 Banyumanik Semarang ini dikelola sejak bulan Juli 2006. Sebelumnya istri Chrishartono Ritrianto, 44, ini berjualan bermacam-macam kue seperti rol tape hingga blackforest di rumahnya.
Mulai dari melayani pesanan tetangga kiri kanan hingga melayani pesanan dalam jumlah besar untuk acara-acara keluarga maupun kantor. Sampai akhirnya terbersit untuk mencoba usaha baru yang berhubungan dengan makanan yakni ayam goreng. Kenapa dipilih ayam goreng, menurutnya, jenis masakan yang satu ini memang digemari siapa saja. Baik anak-anak hingga dewasa.
Sejak saat itu Rini mencoba berbagai macam resep ayam goreng yang dipelajari dari majalah maupun buku resep. Beberapa kali mencoba, akhirnya ditemukan resep modifikasi sendiri.
“Sebelumnya saya mendapati kremes yang keras dari resep dan menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Namun saya modifikasi sehingga mendapatkan kremes yang empuk dan lezat,” jelasnya.
Setelah yakin rasanya oke, Rini membuka tenda kremes. Tak disangka ayam kremesnya mendapat sambutan luar biasa dari konsumen. Bahkan saat warung dibuka pukul 15.30 sudah banyak pembeli. Kini dalam sehari bisa menghabiskan 15 – 20 ekor ayam baik pejantan maupun pedaging. Harganya cukup bersahabat, karena satu potong ayam kremes hanya Rp 8000. Sedangkan satu ekor Rp 30 ribu.
Sementara ayam tulang lunak menggunakan daging ayam pedaging, sehingga ukurannya lebih besar. Tulang lunak dari ayam kremes dijamin sangat empuk yang disajikan dengan sambal ditambah lalapan.
Sumber: http://kulinerkhassemarang.wordpress.com
Ayam kremes milik Ny Rini, 44, warga Gaharu Utara 31 Banyumanik Semarang ini dikelola sejak bulan Juli 2006. Sebelumnya istri Chrishartono Ritrianto, 44, ini berjualan bermacam-macam kue seperti rol tape hingga blackforest di rumahnya.
Mulai dari melayani pesanan tetangga kiri kanan hingga melayani pesanan dalam jumlah besar untuk acara-acara keluarga maupun kantor. Sampai akhirnya terbersit untuk mencoba usaha baru yang berhubungan dengan makanan yakni ayam goreng. Kenapa dipilih ayam goreng, menurutnya, jenis masakan yang satu ini memang digemari siapa saja. Baik anak-anak hingga dewasa.
Sejak saat itu Rini mencoba berbagai macam resep ayam goreng yang dipelajari dari majalah maupun buku resep. Beberapa kali mencoba, akhirnya ditemukan resep modifikasi sendiri.
“Sebelumnya saya mendapati kremes yang keras dari resep dan menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Namun saya modifikasi sehingga mendapatkan kremes yang empuk dan lezat,” jelasnya.
Setelah yakin rasanya oke, Rini membuka tenda kremes. Tak disangka ayam kremesnya mendapat sambutan luar biasa dari konsumen. Bahkan saat warung dibuka pukul 15.30 sudah banyak pembeli. Kini dalam sehari bisa menghabiskan 15 – 20 ekor ayam baik pejantan maupun pedaging. Harganya cukup bersahabat, karena satu potong ayam kremes hanya Rp 8000. Sedangkan satu ekor Rp 30 ribu.
Sementara ayam tulang lunak menggunakan daging ayam pedaging, sehingga ukurannya lebih besar. Tulang lunak dari ayam kremes dijamin sangat empuk yang disajikan dengan sambal ditambah lalapan.
Sumber: http://kulinerkhassemarang.wordpress.com
Wah, mantap ini. Aku pernah coba makan di sini, sama ceweku.. Hehehehe
BalasHapus