Bakso sudah menjadi makanan rakyat. Disukai berbagai kalangan, mulai anak kecil hingga orang tua. Maka, kini para pengusaha bakso berlomba-lomba menciptakan cita rasa dan inovasi baru.
Salah satunya adalah Ardhyan Krisdiyanto pemilik Bakso Granat.
Keunikan yang ia tawarkan dimulai dari resep keluarga. Awalnya hanya
untuk konsumsi pribadi, keluarga besar, arisan RT, hingga kini memiliki
tiga cabang warung bakso.
“Biasanya kalau ada arisan kita bikin sendiri bakso. Lalu ada yang pesan dan akhirnya saya berpikir kenapa tidak membuka warung bakso saja,” ungkap Ardhyan yang memulai usaha November 2008 ini.
Bakso Granat berada di Jalan Sriwijaya no 32, Tentara Pelajar no 98 dan Kios Polres no 7 Lapangan Pancasila Salatiga ini, cita rasanya sesuai dengan namanya, granat. Cita rasa dan bentuk baksonya berbeda dengan bakso umumnya. Di dalam bakso ada bakso. “Di dalam bakso ada bakso lagi. Bakso yang kecil di dalamnya bila dimakan, rasanya seperti meledak karena berisi potongan cabe,” jelasnya sembari menuturkan akan membuka UGD (unit gerobak dorong) bakso.
Wartawan Radar Semarang ketika mencoba mencicipi bakso tersebut dibuat kaget. Ketika mengunyah, serasa meledak karena pedasnya cabe. Seporsi bakso harganya Rp 8000 lengkap dengan tauge, mi atau lontong, dan sawi ini “Selain satu bakso besar, dalam satu porsi juga ada bakso kecil yang berisi keju, jagung, dan wortel,”tambahnya.
Dirinya menjamin baksonya dibuat dari daging kualitas nomor satu, yang didatangkan langsung dari rumah pemotongan hewan di Salatiga. Selain bakso, warungnya juga menyediakan menu lain yakni cakar dan kepala ayam manis pedas, mi rebus, roti panggang dan jus buah. “Pelanggan kami kebanyakan anak muda. Kami bisa delivery service bebas ongkos kirim,” promosinya
Sumber: http://kulinerkhassemarang.wordpress.com
“Biasanya kalau ada arisan kita bikin sendiri bakso. Lalu ada yang pesan dan akhirnya saya berpikir kenapa tidak membuka warung bakso saja,” ungkap Ardhyan yang memulai usaha November 2008 ini.
Bakso Granat berada di Jalan Sriwijaya no 32, Tentara Pelajar no 98 dan Kios Polres no 7 Lapangan Pancasila Salatiga ini, cita rasanya sesuai dengan namanya, granat. Cita rasa dan bentuk baksonya berbeda dengan bakso umumnya. Di dalam bakso ada bakso. “Di dalam bakso ada bakso lagi. Bakso yang kecil di dalamnya bila dimakan, rasanya seperti meledak karena berisi potongan cabe,” jelasnya sembari menuturkan akan membuka UGD (unit gerobak dorong) bakso.
Wartawan Radar Semarang ketika mencoba mencicipi bakso tersebut dibuat kaget. Ketika mengunyah, serasa meledak karena pedasnya cabe. Seporsi bakso harganya Rp 8000 lengkap dengan tauge, mi atau lontong, dan sawi ini “Selain satu bakso besar, dalam satu porsi juga ada bakso kecil yang berisi keju, jagung, dan wortel,”tambahnya.
Dirinya menjamin baksonya dibuat dari daging kualitas nomor satu, yang didatangkan langsung dari rumah pemotongan hewan di Salatiga. Selain bakso, warungnya juga menyediakan menu lain yakni cakar dan kepala ayam manis pedas, mi rebus, roti panggang dan jus buah. “Pelanggan kami kebanyakan anak muda. Kami bisa delivery service bebas ongkos kirim,” promosinya
Sumber: http://kulinerkhassemarang.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar